Notice

News

Rabu, 06 April 2011

Bunkasai 7 UNAND

Jepang adalah salah satu negara maju di Asia. Kita mengenal Jepang tak hanya sebagai sebuah negara yang yang kemajuan teknologinya sungguh sangat tinggi. Tetapi kita mengenal Jepang juga sebagai suatu kebudayaan.

Ya, kebudayaan Jepang sangat terkenal di seluruh dunia. Teman-teman pasti tahu dengan Samurai? Samurai adalah senjata tradisional khas Jepang. Dan masih banyak lagi hasil-hasil kebudayaan Jepang yang terkenal. Saking kuatnya kebudayaan Jepang, sampai-sampai banyak pengaruhnya ke berbagai belahan dunia. Dan selain itu, bermacam Festival Kebudayaan Jepang sering diadakan di berbagai negara.

Salah satunya di Indonesia. Tepatnya di Universitas Andalas (Unand), Padang. Selama dua hari (5-6 April), Mahasiswa Sastra Jepang Unand menyelenggarakan Bunkasai atau Festival Kebudayaan Jepang. Acara tahunan ini diselenggarakan sudah ke-tujuh kalinya. Dan pada kesempatan ini, mereka mengusung tema "Nihon Hare Hare Ganbare" yang artinya Jepang yang bersemangat.

Di pintu depan Auditorium Unand sudah terasa aroma Jepang. Dekat pintu masuk itu ada Tanabata, yaitu pohon bambu yang berguna untuk menulis harapan. Di Jepang, biasanya pohon ini berada di Kuil-kuil. Pada Tanabata dalam acara ini juga banyak terlihat orang-orang menulis harapannya di kertas yang sudah disediakan dan menggantung harapannya di sana. Ada yang berharap cepat kaya, ada yang berharap bisa berkunjung ke Jepang, dan masih banyak lagi. Unik juga ya budaya Jepang. Tak hanya itu, pohon harapan ini dilatarbelakangi oleh dengan sketsa bermacam mitologi Jepang.

Ketika sudah memasuki ruangan Auditorium itu, aroma Jepangnya semakin kental. Di bagian langit-langit gedung itu, digantung lampion berwana-warni berbentuk persegi panjang. Pada lampion itu ada tulisan dari huruf katakana Jepang. Sementara itu, pemandangan yang paling menarik, ada tiga replika pohon Sakura. Ya, begitu indah terlihat. Banyak terlihat orang-orang berfoto di sana.

Tak hanya itu. Di tepi-tepi ruangan itu terdapat shuji (tulisan indah) berupa kotozawa (peribahasa Jepang). Ada pula teru teru bonzu, yaitu sebuah boneka yang dalam kebudayaan Jepang digunakan untuk penangkal hujan. Dalam sebuah festival, dengan boneka ini diharapakan tidak turun hujan atau cerah sehingga semua orang bisa berkumpul meramaikan festival. Nah, uniknya, menurut kebudayaan mereka, bila teru teru bonzu ini digantung terbalik (kepalanya di bawah), maka itu pertanda mereka mengharapkan hujan.

Selain itu, di ruangan itu juga terlihat banyak orang mondar-mandir mengenakan wa lolita, kostum yang di Jepang sendiri biasanya digunakan sebagai costum player  pada acara seperti bunkasai ini.

Menurut Arini, salah seorang panitia, wa lolita ini merupakan kostum yang sudah modern yang merupakan improvisasi dari yukata, yaitu kostum yang biasanya digunakan pada musim panas. Nah, kostum yang tadi itu dipakai oleh perempuan. Sementara laki-laki menggunakan kostum yang namanya happi, yang dipunggungnya ada huruf Jepang, yang kalau dalam huruf romawi ditulis matsuri, yang artinya festival.

Hmmm, sebenarnya tak hanya itu. Masih banyak lagi keanekaragaman Jepang pada acara ini. Ada origami, makanan khas Jepang, dan lain sebagainya. Penasaran, kan? Besok, tunggu laporan selanjutnya dari Kone's Blog ya? Terima Kasih ...
 

Mahasiswa Sastra Jepang Universitas Andalas menggelar bunkasai, Festival Budaya Jepang. Tahun 2011, mereka mengangkat tema Nihon Hare Hare Ganbare, yang artinya 'Jepang yang bersemangat'










Bunkasai Unand
Origami seni lipat yang berasal dari Jepang menjadi salah satu daya tarik dalam Festival Budaya Jepang di Universitas Andalas. Dari origami bisa diciptakan burung bangau. Origami merupakan kesenian melipat kertas yang dipercayai bermula sejak kertas diperkenalkan pada tahun 105 Masehi oleh Ts'ai Lun

Tidak ada komentar:

Posting Komentar